Selepas magrib,
seseorang tetangga mengetuk pintu seraya mengucap salam dengan suara nanar. Ia
meminta bantuan untuk anaknya yang menderita diare. Tanpa pikir panjang, Eyang
Uti memetik tujuh helai daun jambu biji di belakang rumahnya, dicuci, diberi
sedikit garam, dan diberikan kepada si anak penderita diare. Esoknya, si anak
sembuh dan ceria kembali.
Begitulah Ibu Sutriyati, yang akrab disapa Eyang Uti, mengenang awal mula kecintaannya pada tanaman obat-obatan. Sejak saat itu, Eyang Uti terdorong untuk semakin aktif menanam aneka macam tanaman obat yang bisa bermanfaat untuk banyak orang.
Saya berkesempatan mengunjungi kediaman Eyang Uti dan diajak berkeliling melihat halaman serta lingkungan sekitar rumahnya. Warna hijau dedaunan sangat memanjakan mata. Eyang bercerita, dulunya lingkungan ini panas dan gersang. Lantaran wilayah ini memiliki banyak lahan luas tapi sedikit sekali pepohonan. Namun sekarang sudah berubah, berkat tangan dingin Eyang Uti, sudah banyak tanaman yang tumbuh dan menghasilkan lebih banyak oksigen sehingga kawasan ini teduh sekali.
Tidak jauh dari rumahnya, terdapat sebuah lorong kebanggaan warga Kebayoran Lama Selatan, Jakarta Selatan. Lorong yang diinisiasi Eyang Uti ini dinamakan LORGA (Lorong Tanaman Obat Keluarga). Di sinilah Eyang Uti merawat ratusan jenis tanaman dengan penuh kasih sayang.
Begitulah Ibu Sutriyati, yang akrab disapa Eyang Uti, mengenang awal mula kecintaannya pada tanaman obat-obatan. Sejak saat itu, Eyang Uti terdorong untuk semakin aktif menanam aneka macam tanaman obat yang bisa bermanfaat untuk banyak orang.
Saya berkesempatan mengunjungi kediaman Eyang Uti dan diajak berkeliling melihat halaman serta lingkungan sekitar rumahnya. Warna hijau dedaunan sangat memanjakan mata. Eyang bercerita, dulunya lingkungan ini panas dan gersang. Lantaran wilayah ini memiliki banyak lahan luas tapi sedikit sekali pepohonan. Namun sekarang sudah berubah, berkat tangan dingin Eyang Uti, sudah banyak tanaman yang tumbuh dan menghasilkan lebih banyak oksigen sehingga kawasan ini teduh sekali.
Tidak jauh dari rumahnya, terdapat sebuah lorong kebanggaan warga Kebayoran Lama Selatan, Jakarta Selatan. Lorong yang diinisiasi Eyang Uti ini dinamakan LORGA (Lorong Tanaman Obat Keluarga). Di sinilah Eyang Uti merawat ratusan jenis tanaman dengan penuh kasih sayang.
LORGA (Lorong Tanaman Obat Keluarga) |
Sambil menyusuri lorong, Eyang Uti menjelaskan beberapa jenis tanaman obat beserta manfaatnya. Mulai dari kumis kucing yang dapat menyembuhkan luka, tanaman sambung nyowo untuk menurunkan tekanan darah, hingga tanaman bidara yang manfaatnya anti-mainstream yaitu untuk mengusir jin.
Sebagian tanaman ini didapatkan dari hasil hunting, ada juga yang saling tukar antar teman. Beberapa tanaman juga bisa dijual, dan hasil dari penjualan itu digunakan untuk membeli tanaman yang belum ada di LORGA. Dengan begitu, koleksi tanaman semakin bertambah.
Eyang Uti menceritakan awal-awal merintis LORGA. Eyang berusaha mendapatkan bantuan bibit-bibit tanaman dari beberapa dinas di bidang pertanian dan lingkungan hidup. Dalam waktu 6 bulan, tanaman-tanaman itu sudah tumbuh subur. LORGA ini juga diikutsertakan dalam berbagai lomba lingkungan dan menang berkali-kali.
Perjuangan Eyang Uti tidak dilakukan sendirian. Tiap hari Kamis, Eyang Uti bersama warga merawat tanaman-tanaman, menyiram, memberi pupuk, hingga membersihkan daun kering. Menurut Eyang, melestarikan lingkungan adalah kerja berat yang harus dilakukan berkelompok. Kerja sama dan komitmen adalah kunci. Tidak heran penghargaan demi penghargaan berhasil dicapainya, salah satunya adalah Kalpataru tingkat provinsi. Bahkan lingkungannya sering dijadikan tempat studi banding oleh peneliti dari dalam dan luar negeri.
Warga sekitar sudah merasakan manfaat LORGA ini. Setiap ada yang sakit, warga mendatangi Eyang Uti. Layaknya etalase alami, Eyang mencari dan memilihkan tanaman obat-obatan yang sesuai dengan penyakitnya.
Ya, tanaman di
lorong ini telah begitu baik memberikan manfaat untuk manusia. Sebagaimana
Eyang Uti memberikan cinta dan kasih sayang kepada tanaman-tanamannya.
“Tanaman itu harus diajak ngomong, dia juga
butuh kasih sayang. Kalau dirawat dan diperhatikan, dia akan memberi pengaruh
baik buat kita.” Begitu kata Eyang Uti.
Menurut Eyang, Tuhan
menciptakan tumbuh-tumbuhan untuk mensejahterakan umatnya, sebagai umatnya kita
tidak boleh apatis terhadap lingkungan. Tidak ada alasan bagi kita, khususnya
masyarakat kota, untuk tidak menanam pohon, lahan yang terbatas bisa diatasi
dengan metode talang, hidroponik, dan lain-lain yang dapat dengan mudah dibeli
atau dibuat sendiri.
LORGA adalah bukti
nyata bahwa #AksiHidupBaik dari perempuan 78 tahun ini telah memberi banyak
dampak positif bagi masyarakat dan lingkungan. Eyang Uti berharap, lingkungan
yang hijau, bersih, dan nyaman ini menjadi warisan untuk generasi selanjutnya.
Ikuti cerita
#AksiHidupBaik lainnya di akun Youtube dan Instagram @Ibu.Ibukota .